YA KATA HATI PEMUDA

Post a Comment

“YA KATA HATI PEMUDA”


Kemajuan suatu desa tidaklah berdiri sendiri melainkan usaha yang bersambung.
Kami tidak menganggap usaha para pendahulu dalam kegagalan berupaya, hanya saja kami menduga sang penerus kurang begitu serius dalam hal mengurus.
Dan kami merasa ini pun bukan suatu kutukan dari-NYA mengingat di Desa kami begitu banyak bertebaran bintang-bintang, meskipun belum bersinar.
Wahai orang tua kami, singkirkanlah mendung yang selama ini menghijab desa kami, supaya kami dapat menikmati cahaya bintang-bintang walau dalam keterbatasan.
Wahai orangtua kami,
ijinkan kami untuk melupakan dongeng-dongeng di masa kecil yang pernah engkau dongengkan saat kami hendak menyambut pagi.
Kami rela kau lepaskan tanpa bekal apapun,
kecuali kebebasan merenung, dan seuntai doa
yang menunjukan kemanakah arah yang menuju rumah impian itu.
Percayalah pada kami,
tak kami biarkan khayal kami melambung terlalu tinggi, supaya warisan yang kau serahkan kepada kami akan tetap mempunyai arti.
Bila ada perbedaan pendapat, janganlah berkecil hati, sekalipun tampak sekilas pandangan kontradiksi.
Hanya beda bayangan yang tak ada arti, karena letak matahari yang senja dan yang pagi hari.
Wahai orangtua kami.
Berilah kami kebebasan untuk mewarnai seperti apakah desa yang kami ingini, mengingat hari ini esok dan lusa kita tidak akan selalu disini.
Kami masih menyimpan rapih seperti apakah impian yang kau ungkapkan kepada kami.
Jika impian itu benar untuk menerangi desa ini, maka berilah ruang untuk kami berdiri ikut menerangi desa ini dengan sedikit cahaya yang kami miliki.
Jika engkau tidak mengharap ada dua matahari dalam desa ini, maka sesungguhnya matahari tidak akan pernah terpuji tatkala purnama menerangi di malam hari.


By. Yudi Heriyanto
Editor . Mustofa ( Tofa )

Related Posts

Post a Comment